Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa merokok merupakan faktor risiko dari berbagai penyakit, seperti jantung, darah tinggi, aterosklerosis, paru-paru, berbagai jenis kanker serta penurunan kualitas dan kuantitas sperma. Walaupun demikian, simbol kejantanan yang satu ini tetap saja digemari. Sebagian besar perokok tidak mau berhenti merokok untuk menjaga kesehatan dan menyelamatkan nyawa mereka.
Kim Belshe dari California Department of Health Science mengatakan, mungkin para lelaki perokok perlu mempertimbangkan untuk menghentikan kebiasaan yang satu ini guna menyelamatkan kejantanannya. Karena ternyata, rokok yang selama ini dianggap sebagai simbol kejantanan justru merupakan penyebab ketidakjantanan. Penelitian yang dilakukan oleh Mannino dkk. menyimpulkan bahwa kelompok perokok memiliki persentase kejadian disfungsi ereksi lebih besar dibandingkan kelompok yang tidak merokok.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh rokok terhadap disfungsi ereksi. Hirskowitz M, Karacan I, Howell JW, Arcasoy MO, Williams RL dalam Journal of Urology melaporkan hubungan antara merokok dengan fungsi ereksi pada 314 lelaki perokok yang mengalami disfungsi ereksi. Dari penelitian tersebut didapatkan adanya keterkaitan antara ketegangan penis (penile rigidity) selama ereksi malam (nocturnal tumescence) berkorelasi terbalik dengan jumlah rokok yang dikonsumsi per hari. Jadi makin banyak rokok yang dikonsumsi per hari penile rigidity semakin lemah.
Penjelasan mengenai bagaimana rokok dapat menimbulkan disfungsi ereksi dapat dijelaskan sebagai berikut. Rokok mengandung nikotin, suatu zat yang berbahaya bagi tubuh manusia. Pajanan terhadap nikotin untuk jangka waktu yang lama dapat mengakibatkan kerusakan pembuluh darah perifer (pembuluh darah tepi). Kerusakan ini dapat berupa penyempitan yang disebabkan oleh pengerasan dinding dan sumbatan pada pembuluh darah tersebut.
Semakin tinggi kadar nikotin dalam rokok, semakin parah kerusakan yang mungkin ditimbulkan. Kerusakan pembuluh darah ini tentu akan mengurangi aliran darah ke alat genital lelaki, yang akhirnya menyebabkan disfungsi ereksi. Namun penelitian-penelitian yang telah dilakukan juga membuktikan bahwa jika kerusakan pembuluh darah tidak parah, maka penghentian merokok dapat kembali memulihkan fungsi ereksi ke kondisi normal. (cy)
apakah merokok bisa menimbulkan penyakit kelamin