Para penderita HIV/AIDS, utamanya perempuan, sangat perlu mendapat dukungan hidup produktif supaya bisa mandiri dan melanjutkan kehidupan mereka. Sebab tidak sedikit dari mereka harus mencari nafkah untuk keluarganya.
“Dukungan sosial bagi mereka penting karena untukj melaksanakan hidup sehat, mendapat makanan dan lingkungan yang baik memerlukan biaya,” kata pendiri Yayasan Pelita Ilmu (YPI), Syamsuridjal Djauzi.
Pada acara tersebut, mantan kepala BKKBN, Sumarjati Arjoso, memberikan bantuan Rp 25 juta untuk dipergunakan memulai usaha mandiri kepada para perempuan penderita HIV/AIDS.
Kebanyakan para perempuan penderita HIV/AIDS ini tertular oleh suaminya. Saat kondisi suami memburuk dan akhirnya meninggal, para isteri inilah yang kemudian menanggung beban biaya kehidupan sehari-hari anak-anak.
“Namun kenyataannya, banyak diantara perempuan yang teridentifikasi sebagai pengidap HIV/AIDS ini dikeluarkan dari pekerjaannya. Hal itu sungguh memperihatinkan,” kata Syamsuridjal.
Saat ini, kata Syamsuridjal, banyak perempuan yang menderita HIV/AIDS terpaksa bekerja di rumah seperti membuka salon kecantikan, menjahit atau katering. (yz)