Berdiri di ketinggian sekarajaya, aku menyaksikan awan-awan tersangkut di bukit-bukit. desir angin, gemericik air, dan desau ilalang membisikkan gelora cinta liwa kota berbunga ke telingaku. lembah-ngarai dan telaga ham tebiu semakin mendalamkan makna kehadiranmu dalam setiap denyut zaman. Ini petikan sajak panjang Udo Z. Karzi, “Bagaimana Mungkin Aku Lupa” tentang kota kelahirannya, Liwa. Sebuah kota…